Senin, 12 April 2010

tugas ke-3, tgl 6 april 2010 " Artikel Sales Manajemen "

March 30th, 2010
belajar bahasa inggris cepat tanpa grammar pertama kali di Indonesia
Contoh artikel yang mendatangkan uang adalah artikel yang nilai konversinya tinggi, seperti sales lettter atau bisa juga artikel blog yang bagus. Yang mana konversi tinggi disini bisa diartikan memiliki nilai jual sehingga produk yang anda jual terjual.
Contoh artikel untuk sales letter itu bisa anda lihat disini: Baca Dapat Uang. Nah, setelah melihat sales letter itu apakah anda tertarik? saya yakin anda pasti tertarik bukan? sudah dapat ilmu dibayarin lagi.
Dari contoh artikel sales letter yang saya perlihatkan kepada anda diatas. Tentunya anda sudah sudah dapat menyimpulkan bahwa: artikel yang akan mendatangkan uang adalah artikel yang mampu membuat orang tertarik, sehingga kalau sudah tertarik dia akan membeli, dan tentunya kalau sudah membeli ujungnya kan dapat uang.
Dan khusus untuk anda yang ingin bisa membuat sales letter seperti contoh yang anda lihat diatasa, ternyata bisa dipelajari. Sehingga, anda atau siapapun yang ingin membuat artikel (khususnya sales letter) akan mampu membuat sales letter yang mampu menjual atau sulit sekali untuk ditolaj. Yang tentunya harapannya agar dengan sales letter yang mampu menjual akan mendatangkan uang. Untuk urusan yang satu ini anda langsung kepakarnya saja ya, disini: Membuat Sales Letter Ampuh.
Oya, agar anda lebih jelas lagi coba anda lihat contoh artikel sales letter yang satu ini: Jasa Review Gratis. Kalau contoh artikel sales letter yang tadi kekuatannya ada di hadiah dan form yang tersedia (untuk form ini anda bisa lihat disini: Mesin Otomatis.
Tentunya anda senang bukan? kalau dapat hadiah, kalau sudah dapat hadiah anda pasti akan merasa senang dan suatu saat atau bisa jadi saat itu juga membeli barang yang ditawarkan melalui tulisan yang ada pada contoh artikel sales letter tadi. Dan kalau sudah membeli, tentunya si pembuat sales letter akan dapat uang bukan. 

Best Regards
Indra

tugas ke-3, tgl 6 april 2010 " Artikel Sales Manajemen "

Pentingnya LOGO pada organisasi


Seringkali Kita melihat logo-logo yang unik dari suatu perusahaan, organisasi atau perkumpulan. Namun sebenarnya seberapa penting logo itu bagi organisasi bisnis atau non bisnis tersebut sehingga harus mempunyai sebuah logo ?

Logo merupakan suatu bentuk gambar atau bentuk huruf dengan arti tertentu, dan mewakili suatu arti dari perusahaan, produk, daerah, perkumpulan, , negara, dan hal-hal lainnya yang dianggap membutuhkan sesuatu yang singkat dan mudah untuk diingat sebagai pengganti dari nama atau merek yang sebenarnya.

Para ahli komunikasi mengungkapkan bahwa orang cenderung untuk mengingat gambar lebih kuat dari teks atau tulisan. Ketika orang melihat gambar yang menarik, mereka akan menyimpannya dalam ingatan lebih lama daripada tulisan.

Sebuah desain logo yang baik menggunakan pilihan warna yang mampu menarik perhatian konsumen yang Anda targetkan. Begitupula dengan gambar, gambar yang ditampilkan dapat mewakili bisnis Anda. Terkadang dari gambar ini dapat memunculkan nilai emosional yang mendasar seperti nilai-nilai keluarga, kasih saying, orangtua, patriotisme, keprihatinan keagamaan, sosial dan sebagainya.

Tujuan dari desain logo yang menarik adalah menempatkan suatu pesan ke dalam benak konsumen diharapkan konsumen akan lebih mudah mengingatnya kembali saat suatu produk atau layanan ditawarkan kepadanya.

Nah disinilah peran logo sebagai ‘wakil’ dari suatu produk, perusahaan atau organisasi tersa penting. Logo tidak sekedar gambar yang menarik atau bentuk huruf-huruf indah , tetapi juga mewakili bisnis Anda secara keseluruhan. Sebuah desain logo yang baik berupaya untuk menempatkan sebagai pesan visual, tidak hanya merupakan pesan dari bisnis yang mereka wakili, tetapi juga sejarah dan budaya yang populer waktu itu.

tugas ke-3, tgl 6 april 2010 " Artikel Sales Manajemen "

 Tunggakan Pajak Hingga Akhir Maret 2010 Mencapai Rp 50,5 triliun

Akhir-akhir ini pembicaraan mengenai pajak memang sangat menghangat setelah disulut oleh mafia pajak 'Gayus'. 'Gayus' dalam sekejap menjadi ikon dalam mafia perpajakan di tanah air tercinta ini. Facebooker yang sangat peduli terhadap uang rakyat ini pun menggeliat terhadap dunia perpajakan yang tak ingin ada 'Gayus-gayus baru' menggerogoti hak rakyat , masih banyak rakyat yang hidup di bawah kolong jembatan, di bantaran sungai, yang masih makan nasi aking, sekolah tak mampu, dsb.

Dalam rapat dengar pendapat lanjutan dengan Panja Pajak di Gedung DPR, Jakarta, 7/4/10, Dirjen Pajak Mochamad Tjiptardjo mengungkapkan bahwa jumlah tunggakan pajak hingga akhir Maret 2010 mencapai Rp50,5 triliun atau turun dibanding jumlah tunggakan awal Januari tahun ini yang mencapai Rp50,8 triliun.

Menurut Tjiptardjo, per 1 Januari 2010, memang ada 1,8 juta wajib pajak (WP) yang memiliki tunggakan senilai Rp50,8 triliun, dan pihaknya terus melakukan penagihan tunggakan itu.

"Sepanjang Januari hingga Maret, pencairan tunggakan dari penagihan sebesar Rp6,2 triliun," katanya.

Namun, menurut dia, sepanjang Januari-Maret lalu, ada tunggakan-tunggakan pajak baru yang nilainya mencapai Rp5,9 triliun, sehingga total tunggakan pajak per akhir Maret menjadi Rp50,5 triliun.

"Angka tunggakan ini sangat dinamis, berubah-ubah karena ada pembayaran tapi ada pula tunggakan baru," katanya.

Terkait perkembangan penanganan tunggakan pajak 100 WP besar yang per 1 Januari 2010 mencapai Rp17,5 triliun, Tjiptardjo mengatakan, proses penagihan terus berlangsung. "Selama tiga bulan, tunggakannya turun Rp5,6 triliun," katanya.

Ia menyebutkan, proses penagihan terhadap 100 WP besar akan terus dilakukan. Tindakan yang sudah dilakukan, diantaranya dengan mengirimkan 100 surat teguran untuk WP, mengirimkan 100 surat paksa untuk 100 WP, melakukan penyitaan atas aset 13 WP, memblokir rekening 10 WP, dan melakukan cekal (cegah dan tangkal) ke luar negeri untuk 12 Wajib Pajak.

"Juga termasuk penyanderaan untuk seorang WP," sebutnya.

Sementara itu terkait tunggakan pajak BUMN, Tjiptardjo mengatakan, dari 100 penunggak pajak tersebut, 16 diantaranya adalah perusahaan milik negara.

Sepanjang Januari-Maret 2010, sudah ada 5 BUMN yang melunasi tunggakan senilai Rp3,8 triliun sehingga sisa saldo tunggakan 11 BUMN lain masih Rp2,6 triliun.

Khusus untuk tunggakan pajak BUMN, lanjut Tjiptardjo, pihaknya memang menghadapi kesulitan antara lain karena beberapa BUMN yang menunggak pajak kini sudah dilikuidasi sehingga tidak mungkin lagi ditagih.

Selain itu, ada pula BUMN penunggak pajak yang memang benar-benar tidak memiliki likuiditas. "Karena itu, kami akan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk mencari solusi atas tunggakan ini," katanya.

tugas ke-3, tgl 6 april 2010 " Artikel Sales Manajemen "

Internet Dampak terhadap Proses Pembelian Pelanggan Ritel's
Skyline photographInternet telah mengubah wajah penjualan ritel. Customers are able to search for information and evaluate alternatives on-line. Pelanggan dapat mencari informasi dan mengevaluasi alternatif on-line. In store retail sales processes have, in many organisations failed to adapt to the increased power consumers have now. Dalam proses penjualan toko ritel, dalam banyak organisasi gagal beradaptasi dengan konsumen daya yang meningkat sekarang.
All retail sales people at some time will be taught a sales process. Semua penjualan ritel orang pada suatu waktu akan diajarkan proses penjualan.
The sales process and the goal of each step will look something like: Proses penjualan dan tujuan dari setiap langkah akan terlihat seperti:

Step One: Planning and Preparation. Langkah Pertama: Perencanaan dan Persiapan. - Ensure you have all and understand the information to make a sale - Pastikan Anda memiliki semua dan memahami informasi tersebut untuk membuat penjualan
Step Two: Opening the Sale. Langkah Dua: Membuka Jual. - Establish a person-person relationship and breakdown resistance - Membangun hubungan orang-orang dan resistensi kerusakan
Step Three: Probing. Langkah Tiga: Menyelidiki. - Determine what and why and establish trust - Tentukan apa dan mengapa dan membangun kepercayaan
Step Four: Demonstration. Langkah Empat: Demonstrasi. - Establish the value of the merchandise and create desire - Menetapkan nilai barang dan membuat keinginan
Step Five: Trial Close. Langkah Kelima: Tutup Trial. - Cement the sale on the primary item and identify what else the customer needs to make a purchase - Semen penjualan pada item primer dan mengidentifikasi apa lagi kebutuhan pelanggan untuk melakukan pembelian
Step Six: Handling Objections. Langkah Enam: Penanganan Keberatan. - To determine real reason for the customer not buying, identify ways to add more value and build trust - Untuk menentukan alasan sebenarnya bagi pelanggan tidak membeli, mengidentifikasi cara untuk menambah nilai lebih dan membangun kepercayaan
Step Seven: Closing the Sale. Langkah Tujuh: Penutup Jual. - Increase closing ratio and overall productivity - Meningkatkan rasio penutupan dan produktivitas secara keseluruhan
Step Eight: Follow-up. Langkah Delapan: Tindak Lanjut. - Establish a relationship with customer - create positive 'word of mouth' - Membangun hubungan dengan pelanggan - membuat kata positif 'dari mulut ke mulut'

Creating an environment where sales people can learn and practise the sales process with immediate feedback on parts of the process they do well and parts which they do not do well has a positive impact on most sales teams. Menciptakan lingkungan di mana penjualan orang dapat belajar dan praktek proses penjualan dengan umpan balik langsung pada bagian dari proses yang mereka lakukan dengan baik dan bagian-bagian yang mereka tidak melakukannya dengan baik memiliki dampak positif pada tim penjualan yang paling.
However, to reach our potential sales, having a well practised sales process today is not enough. Namun, untuk mencapai potensi penjualan kami, memiliki proses penjualan baik dilakukan saat ini tidak cukup.
The customer's buying process has changed. proses pembelian Pelanggan telah berubah. Or more accurately, the channels through which customers execute the elements of their buying process have changed. Atau lebih tepatnya, saluran melalui mana pelanggan melaksanakan unsur-unsur proses pembelian mereka telah berubah.
Retail customers buying process follows this form: Ritel pelanggan yang membeli formulir ini proses berikut:

Step One: Need recognition or problem awareness. Langkah Satu: Butuh pengakuan atau kesadaran masalah. For example, I'm renovating my kitchen and need to look at what is around in the way of ovens, stoves and cook-tops Sebagai contoh, saya merenovasi dapur dan perlu melihat apa yang di sekitar jalan oven, kompor dan memasak puncak
Step Two: Information Search. Langkah Kedua: Cari Informasi. For example, I'm not too sure what I really want. Sebagai contoh, saya tidak terlalu yakin apa yang saya inginkan. I'm not sure if I want an all in one stove, or a separate oven and cook-top Saya tidak yakin jika saya menginginkan semua dalam satu kompor, atau oven terpisah dan masak-top
Step Three: Evaluation of alternatives. Langkah Tiga: Evaluasi alternatif. For example, Ilvie is a reputable brand name but how much will the one I want cost? Sebagai contoh, Ilvie adalah nama merek terkenal tapi berapa banyak yang akan yang saya ingin biaya? What is included in that price? Apa yang termasuk dalam harga itu? Who has the best price? Siapa yang memiliki harga terbaik? Is there an extended warranty? Apakah ada garansi diperpanjang? Can I get a package? Dapatkah saya mendapatkan paket?
Step Four: Make a purchase. Langkah Empat: Buatlah pembelian. For example, I can get the same unit at one of the competitors, and they will provide an extended warranty, what can you offer? Sebagai contoh, saya bisa mendapatkan unit yang sama di salah satu pesaing, dan mereka akan memberikan garansi diperpanjang, apa yang bisa Anda tawarkan?
Step Five: Post purchase evaluation. Langkah Kelima: Post pembelian evaluasi. For example, I'm happy with what I have, it was delivered and installed on time and works as I hoped. Sebagai contoh, Saya senang dengan apa yang saya miliki, disampaikan dan diinstal pada waktu dan bekerja sebagai aku berharap. I'll go back to the same place and recommend them to others. Aku akan kembali ke tempat yang sama dan merekomendasikan kepada orang lain.

Before and after step four, customers require a lot of information. Sebelum dan setelah langkah keempat, pelanggan membutuhkan banyak informasi. The more involved they are in the purchase, the more information they need. Semakin mereka yang terlibat dalam penjualan, semakin banyak informasi yang mereka butuhkan.
Prior to the internet, the channel selling the goods controlled not only the physical distribution chain but also the information distribution chain. Sebelum ke internet, saluran penjualan barang dikendalikan tidak hanya rantai distribusi fisik tetapi juga rantai distribusi informasi. The information mediums including brochures, flyers, posters, advertisements and word of mouth were directly controlled or heavily influenced by the selling organisation. The media informasi termasuk brosur, selebaran, poster, iklan dan dari mulut ke mulut yang langsung mengendalikan atau sangat dipengaruhi oleh organisasi penjualan.
Since the advent of the internet, goods made of packets of data can be delivered via the internet whilst physical goods must still be delivered by physical means under the control of the seller. Sejak munculnya internet, barang terbuat dari paket data dapat dikirim melalui internet sementara barang-barang fisik masih harus disampaikan melalui fisik di bawah kendali penjual. However, the information component is not only delivered over the internet, but the control is no longer with the seller. Namun, komponen informasi tidak hanya disampaikan melalui internet, tetapi kontrol tidak lagi dengan penjual.
Web 2.0 technology including blogs, wikis and social networks are increasingly giving independence to control information flow. Web blog termasuk 2,0 teknologi, wiki dan jaringan sosial semakin memberikan kemerdekaan untuk mengontrol arus informasi. Hundreds of product reviews are easily available on products from books to cars. Ratusan review produk dengan mudah tersedia pada produk dari buku ke mobil. People write about their experience without fear or favour. Orang-orang menulis tentang pengalaman mereka tanpa rasa takut atau bantuan.
Organisations can influence what is said by posting their own blogs but must take care not to sound like any other on-line brochure. Organisasi dapat mempengaruhi apa yang dikatakan oleh posting blog mereka sendiri tetapi harus berhati-hati untuk tidak terdengar seperti yang lain on-line brosur. Internet-savvy consumers pick a slick marketing blog at first glance. Internet-savvy konsumen memilih pemasaran licin blog pada pandangan pertama.
Building or contributing openly to a wiki or blog about the products and services they sell is daunting to most organisations. Bangunan atau berkontribusi secara terbuka ke wiki atau blog tentang produk dan jasa yang mereka jual kepada organisasi yang paling menakutkan. However, one suspects that the first organisations to do it effectively will reap the benefits of trust building outside of the in-store sales process. Namun, satu tersangka bahwa organisasi pertama yang harus dilakukan secara efektif akan menuai keuntungan membangun kepercayaan di luar proses penjualan di toko.
The increased use of Web 2.0 tools also forces in-store changes of emphasis in the sales process. Peningkatan penggunaan Web 2.0 tools juga memaksa perubahan-toko penekanan dalam proses penjualan.
For example, preparation now needs to include a review of what is said on the web about the products they sell. Misalnya, sekarang perlu persiapan termasuk meninjau apa yang dikatakan di web tentang produk yang mereka jual. Memorising prices, features, advantages and benefits is not enough. Memorising harga, fitur, keuntungan dan manfaat tidak cukup.
Trial closes can take advantage of popular add-ons described on-line. Trial menutup dapat memanfaatkan populer pengaya dijelaskan on-line. Objection handling training must cater for the most regular complaints and unfulfilled expectations posted on-line. Keberatan pelatihan penanganan harus melayani keluhan yang paling teratur dan harapan yang tidak terpenuhi diposting on-line.
The adage, information is power, is evident in the customer's purchasing behaviours. pepatah itu, informasi adalah kekuatan, tampak jelas dalam perilaku pembelian pelanggan. Web 2.0 technologies magnify that power. Teknologi Web 2.0 memperbesar kekuasaan itu. Retail sales organisations must build strategies and tactics into their sales process inclusive of the shift of power over information in the customer's buying process. Penjualan ritel organisasi harus membangun strategi dan taktik menjadi penjualan mereka proses inklusif dari pergeseran kekuasaan atas informasi dalam proses pembelian pelanggan. We welcome your comments: you can contact Kevin by email at Kami menyambut komentar Anda: Anda dapat menghubungi Kevin melalui email di kevin.dwyer@changefactory.com.au